Minggu, 20 Apr 2025
  • Selamat Datang di Media Edukasi Jatisrono

Pembelajaran Life Skiil di Masa Pandemi Covid-19

Life Skill

Pembelajaran Secara Langsung

Melalui Surat edaran No 4 tahun 2020 Kemdikbud menghimbau sekolah menerapkan kegiatan belajar di rumah. Hal ini dilakukan untuk menghadapi penyebaran virus Corona Covid-19. Segudang masalah muncul dengan adanya kegiatan belajar di rumah. Keterbatasan jaringan internet, tidak adanya pendampingan guru secara fisik, anak tidak mempunyai gawai dan minimnya sumber informasi banyak dikeluhkan siswa. Dalam kondisi seperti ini guru dituntut untuk kreatif dan berinovasi dalam menyikapinya. Selain harus menghadirkan materi yang tidak membosankan, guru juga harus bisa memotivasi belajar siswa. Pembelajaran harus dilakukan dengan menyenangkan dan gembira.

Dalam menghadapi pandemi virus Corona Covid-19 seperti saat ini guru bisa menerapkan pembelajaran Life Skill atau pendidikan kecakapan hidup. Disinilah peran serta orang tua sangat berpengaruh dalam keberhasilan pembelajaran. Guru perlu berkoordinasi dengan orang tua masing-masing bisa melalui Whatshapp Group. Tanpa dukungan dari orang tua kegiatan ini akan sulit berhasil. Kolaborasi antara guru, siswa dan orang tua diharapkan dapat meningkatkan hubungan psikis, emosional dan kekeluargaan.

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2013 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skill) adalah pendidikan yang memberikan kecakapan personal, kecakapan sosial, kecakapan intelektual, dan kecakapan vokasional untuk bekerja atau usaha mandiri.

Pendidikan life skiil untuk anak usia sekolah dasar tidak kalah pentingnya  dengan pendidikan yang bersifat presentif. Pendidikan life skill dapat membangun sikap kemandirian serta pendidikan karakter, juga dapat memberikan pengalaman belajar yang berarti bagi anak sesuai dengan apa yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga dapat menjadikan anak tangguh di masa depannya. Pembelajaran ini sangat tepat Karen mampu menstimulasi kemampuan berpikir kreatif dan logika. Seringkali kita jumpai orang-orang yang cerdas, berprestasi, dan lulusan universitas ternama merasa kesulitan untuk mencari pekerjaan. Hal ini dikarenakan ketidakseimbangan antara perkembamgan berpikirnya.

Alat pembelajaran manusia yang terdapat  dalam otak jika disederhanakan terdiri dari tiga bagian besar, yang pertama adalah kemampuan berpikir memori, yang kedua kemampuan berpikir logika, dan yang terakhir kemampuan berpikir kreatif. Pendidikan di Indonesia mayoritas masih menggunakan pendekatan kemampuan memori anak saja, atau dengan kata lain pendidikan yang berbasis hafalan. Padahal justru kemampuan tertinggi yang dimiliki manusia adalah kemampuan berpikir kreatif dan logika bukan kemampuan memorinya. Dari hasil riset yang dibuat oleh Carnegie Institute di Amerika menyatakan bahwa 95% orang-orang yang sukses di bidangnya adalah orang-orang yang menggunakan 80% otaknya untuk kemampuan kreatif dan logika.

Hal-hal sederhana yang dapat dilakukan guru pada masa pandemi Covid -19 misalnya memberikan tugas untuk membantu orang tua, membuat masker sederhana, membuat handzanitizer secara alami, membuat poster tentang pandemi Covid-19, dan berkebun di lingkungan rumah. Kegiatan sederhana tersebut juga mampu menstimulasi aspek perkembangan siswa baik kognitif motorik maupun  sosial emosional.

Agar lebih menarik dan tidak membosankan guru sesekali menyiapkan kegiatan ilmiah, misalnya mengamati perubahan wujud benda ketika memasak, mengamati bagian-bagian tubuh binatang, pencampuran warna dan lain sebagainya. Tidak lupa juga setiap hari siswa diingatkan untuk melakukan kebiasaan hidup bersih dan sehat, agar sistem imun dalam tubuh kita tetap selalu terjaga. Membiasakan cuci tangan pakai sabun, memakai masker apabila keluar rumah, jaga jarak apabila berada di tempat umum ( Pasar, Supermarket, Rumah Sakit dan lain sebagainya).

Kegiatan life skiil ini dikemas dengan pengisian jurnal kegiatan yang setiap hari diisi oleh siswa ataupun orang tua  dan foto dengan hasil karyanya kemudian dikirim ke guru pemandu. Guru akan menilai dan mengevaluasi kegiatan pembelajaran di rumah secara online bersama orang tua siswa. Selama pembelajaran di rumah secara online memang masih banyak kendala, akan tetapi kita sebagai guru harus tetap untuk berinovasi.  Agar hak anak untuk mendapatkan pendidikan dapat terpenuhi dan kemajuan pendidikan di satuan tugas kita masing-masing sesuai dengan harapkan kita.  

( Penulis : Hanur Sadikin, S.Pd.SD dari SD N 2 Tanjungsari) 

Post Terkait

0 Komentar

KELUAR